Selasa, 23 Februari 2021

 PERTEMUAN VIII BIOLOGI XI ( KAMIS 25 - 2- 2021 )

Sistem Endokrin – Biologi Kelas 11 – Pengertian, Fungsi, dan Penyakit

Fungsi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin yang disebut juga sebagai kelenjar buntu karena bermuara langsung ke dalam pembuluh darah ini akan mengekskresikan senyawa protein atau senyawa steroid dalam bentuk getah yang disebut hormon.

Hormon bersama dengan sistem saraf amatlah penting dalam mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal reproduksi, bahkan tingkah laku manusia.

Kelenjar dalam Sistem Endokrin

Ada beberapa kelenjar dalam sistem endokrin yang terbagi berdasarkan letaknya.

1. Kelenjar hipofisis (Pituitari)

Terletak di dasar otak besar, kelenjar satu ini ialah yang terbesar dan dapat memengaruhi aktivitas kelenjar lainnya.

Kelenjar hipofisis terbagi menjadi tiga lobus dan masing-masingnya menghasilkan hormon yang berbeda-beda, yaitu:

  • Lobus anterior, menghasilkan hormon:
    • Tiroksin (TSH), merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin.
      • Adenokortikotropin (ACTH), merangsang korteks adrenal untuk memproduksi kortikosteroid.
      • Focille Stimulating Hormone (FSH), memacu perkembangan tubulus seminiferus dan spermatogenesis.
      • Luteinizing Hormone (LH), menstimulasi estrogen.
      • Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), menstimulasi testis dalam menghasilkan testosteron.
      • Prolaktin (TH), menstimulasi sekresi air susu.
    • Lobus intermedia, menghasilkan hormon:
      • Somatotrof (STH), merangsang tumbuhnya tulang.
      • Melanosit Stimulating Hormone (MSH), mengatur penyuburan pigmen dalam perubahan warna kulit.
    • Lobus posterior, menghasilkan hormon:
      • Oksitosin, merangsang kontraksi otot di uterus.
      • Antidiuretik Hormone (ADH), mencegah pembentukan urin dalam jumlah banyak.
    • 2. Kelenjar tiroid (Gondok)

      Terletak di daerah leher, dekat jakun, kelenjar ini adalah yang paling kaya pembuluh darah.

      Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon, yaitu:

      • Tiroksin, untuk membantu dalam proses metabolisme, pertumbuhan fisik, perkembangan
      • Triidotironin, untuk mengatur distribusi air dan garam dalam tubuh.
      • Kalsitonin, untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.
      • 3. Kelenjar paratiroid (Anak gondok)

        Terletak di daerah kelenjar gondok, kelenjar ini dapat mengendalikan kadar kalsium dalam darah.

        Kelenjar paratiroid menghasilkan satu hormon, yaitu:

        • Parathormon, untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah.

        4. Kelenjar adrenal (Suprarenalis)

        Terletak di atas ginjal, kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yaitu:

        • Korteks, menghasilkan hormon:
          • Korteks mineral, untuk menyerap natrium darah dan mengatur reabsorpsi air di ginjal.
          • Glukokortikoid, untuk mengubah protein menjadi glikogen, mengubah glikogen menjadi glukosa, dan menaikkan kadar glukosa pada darah.
          • Androgen, untuk membentuk sifat kelamin sekunder laki-laki.
        • Medula, menghasilkan hormon:
          • Adrenalin, untuk mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa dalam darah.

        5. Kelenjar pankreas (Pulau-pulau Langerhans)

        Terletak di dekat ventrikulus atau lambung, kelenjar ini menghasilkan dua hormon, yaitu:

        • Insulin, untuk mengubah glukosa menjadi glikogen pada hati. Karenanya, kadar gula darah akan turun.
        • Glukogen, untuk mengubah glikogen menjadi glukosa. Karenanya, kadar gula darah akan naik.

        6. Kelenjar gonad (Kelamin)

        Terletak di daerah perut (wanita) atau buah zakar dalam skrotum (laki-laki), kelenjar ini juga menghasilkan hormon berbeda bagi wanita dan laki-laki.

        Pada wanita, kelenjar gonad menghasilkan dua hormon:

        • Estrogen, untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder.
        • Progesteron, untuk menebalkan dan memperbaiki dinding uterus.

        Pada laki-laki, menghasilkan satu hormon:

        • Testosteron, untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder.

        7. Kelenjar timus (kacangan)

        Terletak di daerah dada, kelenjar ini menghasilkan satu hormon:

        • Thymosin, untuk membantu sistem kekebalan tubuh.

        Penyakit yang Dapat Menyerang Sistem Endokrin

        Kelainan hormon dapat terjadi pada manusia karena adanya hipersekresi ataupun hiposekresi pada kelenjar-kelenjar dalam sistem endokrin.

        Kelainan karena hipersekresi pada…

        • Kelenjar hipofisis: gigantisme.
        • Kelenjar tiroid: kemunduran fisik dan mental.
        • Kelenjar paratiroid: kelainan tulang (rapuh).
        • Kelenjar adrenal: virilisme.

        Kelainan karena hiposekresi pada…

        • Kelenjar hipofisis: kekerdilan.
        • Kelenjar tiroid: obesitas.
        • Kelenjar paratiroid: kejang-kejang otot.
        • Kelenjar adrenal: penyakit addison.
        • Kelenjar pankreas, hormon insulin: penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
        • Kelenjar gonad pada wanita: gangguan menstruasi.

        Melihat pentingnya peran dari sistem endokrin, tentu kamu harus menjaga kesehatan, ya. Meskipun penyakit karena faktor keturunan tidak bisa dihindari, beberapa faktor risiko lainnya dapat dicegah

        dengan pola hidup yang sehat



        KERJAKAN TUGAS BIOLOGI MELALUI LINK DIBAWAH INI !

 PERTEMUAN VIII ,BIOLOGI KLS X ( KAMIS, 25 - 2- 2021 )

EKOLOGI 

 Ekologi, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel ( zoologiwan Jerman, 1834-1914), berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya,

Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan hidup meliputi Komponen Biotik dan Komponen Abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral.

 Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem.

B.  Lingkungan

Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu diluar organisme, yang menjadi kondisi atau persyaratan organisme untuk hidup, lingkungan makhluk hidup ( organisme dibagi menjadi 2 :

  1. Lingkungan abiotik ( benda mati / Fisik )
  2. Lingkungan Biotik ( Maklhuk Hidup )
    1. Lingkungan abiotik  ( benda mati / Fisik )

Lingkungan abiotik meliputi segala sesuatu yang tidak secara langsung terkait pada keberadaan organisme tertentu antara lain :

  1. Sinar Matahari: Jika tidak ada, tidak akan ada kehidupan
  2. Air: ±70% Struktur penyusun makhluk hidup. fungsi: untuk reaksi kimia pada tubuh yg disebut juga metabolisme dan juga untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.
  3. Senyawa organik: karbohidrat, lemak dan protein. senyawa organik harus memiliki unsur C, H, O. khusus untuk protein, harus memiliki C, H, O, N.
  4. Udara: ±80% udara bebas adalah Nitrogen (N). fungsi N: membentuk protein bagi    tubuh. N bisa didapat dari atmosfer langsung, tetapi harus dirubah ke dalam    bentuk N2 . Proses pengubahan N menjadi N2 dinamakan Proses Biogeokimia. sisanya, udara bebas adalah Oksigen (O2). fungsi O2: untuk respirasi. tetapi    untuk respirasi yang tidak menggunakan O2 dinamakanRespirasi anaerob.
  5. Tanah: sebagai substrat bagi tumbuhan dan sebagai tempat tinggal bagi hewan.
  6. Suhu: mempengaruhi reaksi kimia. jika suhu tinggi, zat/unsur yang direaksikan lebih    cepat bereaksi karena dalam suhu yang tinggi terdapat zat katalis yang berfungsi    untuk mempercepat reaksi kimia. dalam tubuh manusia, terdapat zat katalis yang    disebutbiokatalisator yang berbentuk enzim. suhu yang tinggi juga dapat    mengakibatkan enzim rusak. sedangkan suhu rendah menyebabkan melambatnya    kinerja enzim.
  7. Mineral: membantu proses reaksi kimia
  8. Kelembaban udara: kandungan air di udara
  9. PH: derajat keasaman suatu zat. ukuran PH: 0-14. PH 0-7 mengindikasikan zat tersebut asam. PH 7 mengindikasikan zat tersebut normal. PH 7-14 mengindikasikan zat tersebut basa.

1. Lingkungan Biotik ( Maklhuk Hidup )

Lingkungan Biotik adalah lingkungan yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai decomposer, juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :

a. Individu

Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi

b. populasi

Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi

c. . Komunitas

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.

d. Ekosistem

Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.

e.    Biosfer

Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, yaitu disebut substrat.

Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat pembagian nisia di hutan hujan tropis.


KERJAKAN TUGAS BIOLOGI MELALUI LINK DIBAWAH INI !

https://forms.gle/4jnzTuxFeQcyyrANA

Selasa, 16 Februari 2021

 MATERI BIOLOGI KLS XI ( 24 -2-2022 )

 Materi Biologi Kelas XI Sistem Koordinasi (Sistem Saraf)

 5 min read

Sistem Saraf dan Neuron

Eureka Pendidikan – Sistem koordinasi merupakan organ dan sistem organ yang bekerja sama secara efisien. Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, sistem hormon, dan sistem indra. Contoh dari ketiga sistem ini, dapat dipahami dari ilustrasi berikut, apabila seseorang melihat anjing, maka orang tersebut akan berlari. Ketika melihat, indra pengelihatan (sistem indera) akan menyampaikan rangsangan ke otak, dan otak akan menerjemahkannya dalam bentuk berbagai aktivitas, misalnya berlari.   Saat berlari, otot kaki memerlukan pasokan glukosa dan oksigen. Untuk memenuhi kebutuhan glukosa dan oksigen, paru-paru bernapas lebih cepat untuk memperoleh ekstra oksigen, dan jantung terpompa lebih cepat untuk mengalirkan oksigen dan glukosa ke otot. Otak mendeteksi perubahan oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan mengirimkan rangsangan tersebut ke diagfragma, otot dada. Dan jantung (sistem saraf).

Pasokan ekstra glukosa yang diperlukan otot untuk berlari, berasal dari hati. Glikogen di dalam hati diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah. Pengubahan glikogen menjadi glukosa dirangsang oleh suatu zat kimia yang disebut hormon (sistem hormon).   Untuk lebih jelasnya, kita akan mempelajari sistem koordinasi.

A. Sistem Saraf

Sistem saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan yang diterima oleh reseptor ke efektor. Reseptor atau penerima rangsang pada tubuh manusia adalah alat indra. Sedangkan, efektor pada tubuh manusia adalah otot dan kelenjar. Sistem saraf tersusun atas sejumlah sel saraf (neuron). Neuron tidak mengalami pembelahan, sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati. Namun, pada kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat diperbaiki.

1. Struktur Neuron

Neuron tersusun atas bagian-bagian:

  • Badan sel mengandung nukleus dan nukleolus yang dikelilingi sitoplasma. Sitoplasma badan sel mengandung badan Nissl. Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk pertumbuhan neuron dan perbaikan saraf di saraf perifer.
  • Dendrit merupakan uluran pendek bercabang-cabang yang keluar dari badan sel. Dendrit berperan menghantarkan impuls ke badan sel.
  • Akson merupakan satu uluran panjang dari badan sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls menjauhi badan sel. Kebanyakan akson dilindungi oleh lemak berwarna putih kekuningan yang dinamakan selubung mielin. Selain itu, di tempat tertentu, terdapat akson yang tidak diselubungi oleh mielin, yang dinamakan nodus Ranvier. Selubung mielin berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan luka, memberi nutrisi pada akson, dan mempercepat jalannya impuls. Selubung mielin pada sistem saraf perifer dibentuk dari sel Schwan.  

2. Neuron Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron konektor

a. Neuron Sensorik

Merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia (kelompok badan sel), aksonnya pendek, tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berfungsi menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju ke otak atau sumsum tulang belakang, sering sering dikenal sebagai neuron indera.

b. Neuron Motorik

Merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Neuron motorik berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke otot atau kelenjar. Oleh karena itu, neuron ini sering disebut neuron penggerak. 

c. Neuron Konektor atau Interneuron

Merupakan neuron multipolar yang memiliki dendrit yang pendek, tapi berjumlah banyak, serta ada akson yang panjang dan akson yang pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu berhubungan dengan ujung akson dari saraf yang lain membentuk sinaps. Neuron ini banyak terdapat di sumsum tulang belakang dan otak, yang berfungsi meneruskan rangsang dari neuron sensorik ke neuron motorik.  

Bagan Bagan Saraf dan Neuron
Bagan Neuron

3. Sinaps

Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain. Penjalaran impuls melewati sinaps berlangsung searah, yaitu dari prasinaps  (neuron sebelum sinaps) ke neuron pascasinaps (neuron yang terletak setelah sinaps) dan melibatkan neurotransmitter (zat penghantar).  

4. Mekanisme Terjadinya Gerakan.

a. Gerak Sadar

Perjalanan impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, lalu berjalan ke neuron sensorik sebagai penghantar, kemudian dibawa ke pusat saraf, yaitu otak, untuk diolah. Akhirnya impuls disampaikan ke neuron motorik lalu menuju efektor sehingga muncul tanggapan dalam bentuk gerak yang disadari.

b. Gerak Refleks

Merupakan gerak yang melalui perjalanan impuls pendek. Perjalanan impuls diawali dari reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron sensorik ke pusat saraf, tanpa diolah oleh pusat saraf. Impuls kemudian diterima oleh neuron konektor dan tanggapan dikirim oleh neuron motorik menuju ke efektor.   Neuron konektor ada yang terletak di otak dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak refleks yang melibatkan konektor yang terletak di otak, contohnya refleks pupil mata karena cahaya. Sedangkan, gerakan refleks yang melibatkan neuron konektor yang terletak di sumsum tulang belakang , misalnya refleks pada lutut.  

5. Sistem Saraf Manusia

Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.  

a. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh. Otak maupun sumsum dilindungi oleh suatu selaput yang terdiri dari jaringan pengikat yang disebut meninges. 

1) Otak

Otak manusia terdiri dari dua belahan (hemisfer), yaitu belahan kiri dan kanan. Kedua belahan tersebut, dihubungkan oleh balok otak yang berongga berisi cairan getah bening (cerebrospinal). Pada tali spinal (jalur antara otak dan sumsum tulag belakang) terjadi pindah silang sehingga terjadi kebalikan sistem pengendalian, yaitu belahan otak kiri akan mengendalikan sistem-sistem yang terletak di bagian kanan tubuh, sedangkan belahan otak kanan akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di bagian kiri.

Otak dibagi menjadi tiga daerah, yaitu otak besar, otak tengah, dan otak kecil. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Otak Besar

Otak besar (cerebrum) merupakan bagian terluas dari otak dan berbentuk oval. Otak besar tersusun oleh dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf.

Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu bagian dahi (lobus frontalis), bagian ubun-ubun (lobus parietalis), bagian pelipis (lobus temporalis), dan bagian belakang kepala (lobus oksipetalis). Antara bagian dahi dan ubun-ubun dipisahkan oleh celah yang disebut fisura Rolando, sedangkan antara bagian dahi dan pelipis dipisahkan oleh celah silivus.  

Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda, yaitu:

  • Daerah dahi yang berhubungan dengan kemampuan berpikir;
  • Daerah pelipis dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa;
  • Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan dapat menyampaikan memori tentang apa yang dilihat;
  • Daerah pelipis terdapat pusat bicara dan pusat pendengaran;
  • Daerah ubun-ubun selaain pusat bicara, dan juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit.  

Di antara belahan otak besar, terdapat otak depan, yang terdiri dari :  

  • Talamus, yaitu bagian penerima dan penerus impuls yang datang dari saraf perifer dan meneruskannya ke pusat sensorik pada bagian korteks otak.
  • Hipotalamus, yaitu bagian pengatur suhu tubuh dan juga pengatur rasa mengantuk, emosi, dan tekanan darah;
  • Infundibulum, yaitu pangkal dari hipofisis (kelenjar endokrin).  

b) Otak Tengah

Otak tengah manusia berukuran kecil. Pada otak tengah terdapat saraf okulomotoris (saraf yang berhubungan dengan pusat pergerakan mata), misalnya mengangkat kelopak mata daan memutar mata.  

c) Otak kecil (cereblum)

Merupakan bagian terluas kedua dari otak. Otak kecil terdapat di bagian belakang dan bawah rongga tengkorak. Otak kecil berfungsi mengatur gerakan otot dan mengatur keseimbangan posisi tubuh.  

2) Sumsum Tulang Belakang

Merupakan lanjutan dari medulla oblongata terus ke bawah sampai tulang punggung (tepatnya sampai pinggang). Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, sebagai penghantar impuls dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls mototrik dari otak ke otot tubuh.  

b. Sistem Saraf Tepi (Perifer)

Sistem saraf tepi pada dasarnya merupakan lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan arah impuls yang dibawanya, sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat, dan sistem saraf eferen, yaitu membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor.

Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal (saraf tulang belakang) dan 12 pasang saraf kranial (saraf kepala).   Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi dua, yaitu saraf somatik (sadar) dan saraf otonom (tidak sadar). Saraf somatic mengatur gerakan yang disadari, misalnya gerakan kepala, badan, dan anggota gerak. Sedangkan, saraf ototnom mengatur gerakan yang tidak disadari, misalnya gerakan otot polos, otot jantung, dan kelenjar.

Berdasarkan sifat kerjanya, saraf otonom dibedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kedua saraf tersebut bekerja pada efektor yang sama, namun pengaruh kerjanya berlawanan, sehingga keduanya bersifat antagonis.

  1. Saraf Simpatik Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung dan menempel pada sumsum tulang belakang.
  2. Saraf Parasimpatik Fungsi saraf parasimpatetik merupakan kebalikan dari saraf simpatik.  

6. Gangguan pada Sistem Saraf Manusiaa.

  1. Epilepsi Merupakan kelainan pada neuron-neuron di otak. Epilepsi dapat disebabkan karena kerusakan otak pada saat kelahiran, kelainan metabolisme, infeksi, kecelakaan, maupun tumor.
  2. Neuritis Merupakan iritasi pada  neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan logam berat atau obat-obatan.
  3. Alzhemeir Umumnya diderita oleh orang lanjut usia, yang ditandai dengan penurunan daya ingat.      
KERJAKAN TUGAS MELALUI LINK DIBAWAH INI !

MATERI BIOLOGI KLS XII ( 17 -2-2022 )

EVOLUSI

 

 Evolusi (dalam kajian biologi ) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organism dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Evolusi : merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya.

Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup jaman dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya (mungkin) berbeda mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan akhirnya menghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertamakali berada di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau.

Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual  kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika,  yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam  dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi – dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi  terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini

Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin,  On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah.  Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern,  yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.

Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin,  namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles.  Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan,  pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

Ada dua macam evolusi,yaitu :

  1. Evolusi progressif merupakan proses evolusi yang menuju kemungkinan dapat bertahan hidup ( survive ) sehingga menghasilkan spesies baru.
  2. Evolusi regressif merupakan evolusi menuju kemungkinan mengalami kepunahan.

A.  Teori Evolusi

Makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara berlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama, perubahan tersebut dapat menyimpang dari struktur aslinya sehingga muncul jenis atau species baru. Dengan demikian tumbuhan dan hewan yang ada sekarang berasal adri makhluk hidup masa lampau.

Beberapa ilmuwan yang menyampaikan pandangan-pandangannya tentang evolusi :

  1. Jean Baptiste Lamarck

Mengemukakan bahwa ;

a. Alat – alat tubuh yang sering digunakan akan tumbuh membesar, sebaliknya organ tubuh yang tidak pernah digunakan akan menyusut bahkan hilang.

b. Hukum peneurunan sifat-sifat yang baru yang diperoleh artinya bahwa sifat-sifat baru karena sering digunakan atau tidak digunakannya bagian-bagian tubuh tersebut akan diturunkan kepada keturunannya.

Contoh : J.B.Lamarck mengansumsikan bahwa kaki depan dan leher jerapah menjadi panjang karena kebiasaan mencapai dedaunan di pohon yang tinggi dan sifat baru ini diturunkan kepada genarasi berikutnya.

Gambar 8.1. Teori Lamarck tentang Leher jerapah

2. Charles Darwin

Seorang naturalis berkebangsaan Inggris. Ia menyatakan bahwa evolusi berlangsung karena adanya proses seleksi alam (natural selection). Yang dimaksud seleksi alam adalah: proses pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap variasi makhluk hidup di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan lingkungan yang bisa bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang bisa hidup inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai dengan lingkungan pada generasi berikutnya.

Gambar 8.2. Teori Darwin  tentang Leher jerapah

Pendapat Darwin mengenai penjang leher jerapah

Sebagai pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher jerapah dapat dijelaskan dengan teori Darwin sebagai berikut. Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana kekeringan, lingkunganpun berubah dan, berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena mampu bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang pada generasi berikut. Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher panjang.

Teori yang di kemukakan Darwin sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut:

  1. Ekspedisinya ke kepulauan Galapagos (Galapagos = kura-kura raksasa). Di tempat ini Darwin menemukan berbagai macam bentuk paruh burung Finch. Terjadinya keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan jenis makanannya.
  2. Pendapat Charles Lyell  dalam bukunya “Principles of Geology” yang menyatakan bahwa batuan, pulau, dan benua selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin peristiwa ini kemungkinan dapat mempengaruhi makhluk hidup.
  3. Pendapat Thomas Robert Malthus dalam bukunya “An Essay on the Principle of Population”  yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan.

Hal ini menurut Darwin menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk  kelangsungan hidup tentang evolusi didasarkan pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut:

  1. Tidak ada dua individu yang sama.
  2. Setiap makhluk hidup punya kemampuan untuk berkembang biak.
  3. Untuk berkembang biak perlu makanan dan ruang yang cukup.
  4. Bertambahnya makhluk hidup tidak berjalan terus menerus.

Selain dari hasil ekspedisi di benua Amerika Selatan, teori evolusi Darwin didasarkan atas pengetahuannya ketika ia mempelajari buku “Principles of Geology” karya Charles Lyell (1830) dan buku “An Essay on The Principles of Population” karya Robert Malthus.

Berdasarkan tiga hal tersebut akhirnya Darwin menulis bukunya “On the Origin of Species by Means of Natural Selection” yang berisi dua hal pokok:

1). spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau, dan

2). evolusi terjadi melalui proses seleksi alam

Contoh-contoh konsep yang mendukung teori Darwin

1.  Percobaan August Weismann

Untuk membuktikan apakah lingkungan menyebabkan perubahan sifat yang menurun (teori Lamarck) Weismann melakukan percobaan dengan memotong ekor tikus, lalu mereka dikawinkan. Ternyata anak tikus yang lahir tetap berekor panjang. Lalu anak tikus tersebut dipotong lagi ekornya dan dikawinkan lagi, ternyata keturunan selanjutnya tetap berekor panjang. Langkah itu dilakukan sampai dengan 21 generasi dan keturunan yang lahir ternyata tetap berekor panjang.

Dari apa yang dilakukan, Weismann mengambil kesimpulan bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada  keturunannya. Evolusi adalah proses yang menyangkut seleksi alam terhadap factor genetika  Individu yang memiliki variasi genetik yang sesuai dengan lingkungan yang akan lestari dan memiliki kesempatan mewariskan gen yang adaptif pada generasi berikut.

Weismann tidak menentang teori evolusi Darwin, namun justru menjelaskan teori Darwin. Menurut Weismann, perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. Evolusi menyangkut pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin. Hal ini bermakna bahwa evolusi berkaitan dengan gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik.
Weismann berpendapat bahwa sifat leher panjang dan leher pendek pada jerapah dikontrol oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan, sedangkan gen untuk leher pendek bersifat resesif. Oleh karena itu, jerapah berleher panjang merupakan keturunan yang bersifat homozigot dominan atau heterozigot. Sebaliknya, jerapah berleher pendek merupakan keturunan yang bersifat homozigot resesif. Jerapah berleher pendek yeng homizigot resesif tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya sehingga punah.

B.  Pengertian Kesempatan dalam Proses  Evolusi ( Teori Oportunisme )

Untuk dapat memahami masalah evolusi, perlu dipahami pengertian-pengertian berikut :

  1. Pengertian Spesies
    Populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies.
    Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.
  2. lsolasi Reproduksi
    Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua populasi (allopatric) keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).
  3. Macam-macam Isolasi Intrinsik
    a.  Mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan:

1)   Isolasi ekogeografi

Dua populasi yang terpisah oleh hambatan fisik, dapat menjadi berbecla begitu khusus sesuai dengan lingkungannya. Apabila pada suatu saat kedua populasi tersebut dikumpulkan menjadi satu, keduanya ticlak akan mampu saling mengadakan perkawinan. Hal ini disebabkan karena keduanya tidak dapat lagi menyesuaikan diri pada kondisi yang baru. Mereka telah memperoleh perubahan genetik akibat dari keadaan sekelilingnya. Sebagai contoh adalah tanaman Platanus occidentalis dan Platanus orientalis. Keduanya dapat diserbukkan secara buatan dengan hasil keturunannya tetap, fertil. Namun penyerbukan secara alam tidak pemah terjadi karena masing-masing hanya dapat hidup di lingkungannya sendiri. Dalam hal ini mereka tidak hanya terpisah secara geografi saja tetapi juga secara genetik.

2)    Isolasi habitat

Antara. dua populasi simpatrik yang menghuni daerah yang berbeda lebih sering terjadi perkawinan daripada antara sesama populasi setempat namun berbecla sifat- sifat genetiknya. Dapat dikemukakan sebagai contoh adalah katak Bufo fowleri dan Bufo americanus. Keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Kalau pada suatu waktu tempat tinggalnya bercampur ternyata bahwa Bufo fowleri akan lebih banyak mengadakan perkawinan dengan sesamanya dibanding dengan Bufo americanus. Hal ini disebabkan karena Bufo fowleri akan memilih tempat tinggalnya untuk kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo americanus di kubangan-kubangan air hujan.

3)    Isolasi iklim

musim Pinus radiata dan Pinus muricata keduanya terclapat di beberapa tempat di California dan tergolong simpatrik. Kedua jenis Pinus tersebut dapat disilangkan tetapi perkawinan silang ini boleh dikatakan tidak pernah terjadi di alam. Hal ini disebabkan karena perbedaan masa berbunga Pinus radiata terjadi pada awal Februari sedang Pinus muricata pada bulan April. Berikut ini adalah contoh empat jenis katak yang tergolong pada genus Rana. Meskipun hidup di daerah yang sama tetapi tidak terjadi persilangan, karena perbedaan masa aktif perkawinan.

4)   Isolasi perilaku

Pada berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan betina oleh ikan jantan berbeda. Sebagai contoh diambil 2 perbandingan sebagai berikut : Yang satu : membuat sarang dengan 2 lubang untuk masuk dan keluar, sarang digantungkan pada tumbuhan air. Yang lain : pada sarang hanya ada satu lubang ialah tempat masuk saja, sarang dibuat pada dasar kolam.

5)    Isolasi mekanik

Yang dimaksud dengan isolasi mekanik adalah hal yang menyangkut struktur yang berkaitan dengan peristiwa perkawinan itu sendiri. Misal bila hewan jantan dari suatu spesies jauh lebih besar ukurannya daripada jenis betina. Atau jika alat kelamin yang jantan mempunyai bentuk yang sedemikian rupa sehingga tidak dapat cocok dengan alat kelamin yang betina. Pada beberapa makhluk bentuk alat kelamin itu sedemikian rupa hingga dalam hal ini berlaku apa yang disebut sistem “lock and key” (kunci dan gembok), tetapi pada kebanyakan makhluk tidaklah demikian. Pada hewan kaki sejuta yang termasuk genus Brochoria dijumpai bahwa bentuk alat kelamin pada yang jantan berbeda-beda hingga sering digunakan sebagai titik tolak untuk klasifikasi, tetapi pada yang betina bentuknya serupa. Isolasi mekanik semacam ini pada tumbuhan ternyata lebih berpengaruh dibanding dengan pada hewan, terutama yang berkaitan dengan hewan penyebar serbuk sari. Seperti disinggung di muka tentang adaptasi maka ada kekhususan bentuk bunga dalam hubungannya dengan hewan penyebar serbuk sari.

b. Mekanisme yang mencegah terjadinya hibrida:

1). Isolasi gamet
Sebagaimana diketahui peristiwa penyerbukan tidak tentu mengakibatkan peristiwa fertilisasi. Pada percobaan menggunakan Drosophila virilis dan Drosophila americana, dengan inseminasi buatan maka sperma dari jenis jantan tidak dapat mencapai sel telur karena tidak dapat bergerak sebagai akibai adanya cairan penghambat dalarn saluran reproduksi. Pada spesies Drosophila lain mekanismenya berbeda; pada waktu sperma masuk dalam saluran reproduksi, saluran tersebut membengkak hingga sperma-sperma tersebut mati. Peristiwa isolasi garnet juga dijumpai pada tanaman tembakau dalam hal ini meskipun serbuk sari sudah diletakkan pada stigma tetapi tidak terjadi fertilisasi karena inti dari serbuk sari tersebut tidak dapat mencapai inti telur dalam ovula.

2).  Isolasi perkembangan
Pada Rana pipiens terjadi peristiwa fertilisasi Yang berhasil tetapi embrionya tidak dapat tumbuh dan segera mati.
Pada dunia ikan peristiwa semacam ini banyak terjadi; seringkali telur dari suatu spesies dibuahi oleb sperma dari spesies lain, tetapi segera terjadi seperti halnya pada Rana pipiens di atas.

3). Ketidakmampuan hidup suatu hibrida

Berturut-turut telah dibicarakan peristiwa perkawinan yang tidak dapat berlangsung karena adanya hambatan geografi, perubahan genetik, adanya perbedaan musim perkawinan, perbedaan kelakuan dan akhirnya karena hambatan mekanik. Kalau hambatan ini kita anggap sebagai hambatan pada langkah pertarna, maka hambatan selanjutnya terjadi pada langkah berikutnya. Jadi dalam hal ini perkawinan dapat terjadi, tetapi pembentukan gametnya terlambat. Berikumya adalah peristiwa yang langkah pertarna dan kedua tidak mendapat halangan suatu apa, tetapi kemudian hambatan terjadi pada langkah berikutnya. Perkawinan dapat berlangsung, pembentukan garnet dapat terjadi, tetapi embrio yang terjadi tidak dapat tumbuh dan berkembang. Pada langkah berikutnya adalah peristiwa di mana semua fase tersebut di atas dapat dilalui dengan selamat tetapi ternyata kemudian perkembangan dari hibrida adal lemah, cacat dan kebanyakan mati sebelurn dapat mengadakan reproduksi. Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa tiada pertukaran gen antara kedua induk. Dalarn praktek dijumpai ini pada tanaman tembakau yang mati sebelum berbunga karena adanya tumor pada bagian vegetatifnya

c. Mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida:

1). Kemandulan hibrida

Hasil perkawinan antara kambing dan biri-biri, berupa keturunan yang steril (mandul). Peristiwa lebih lanjut lagi dapat terjadi, bahwa hibrida yang terbentuk dapat hidup dengan normal ternyata steril. Contoh lain kita jumpai pada perkawinan silangan kuda dan keledai. Keturunannya selalu steril karena sesungguh tidak terjadi pertukaran gen.

2). Eliminasi hibrida karena seleksi

Hibrida fertil disertai keturunannya bila berada dalam suatu rah yang sama dan dapat hidup dengan normal dapat dianggap seb satu spesies. Tetapi bila hibrida dan keturunannya kurang mengadakan adaptasi, maka dalarn waktu yang tidak lama semua akan musnah. Antara kedua induk dalam peristiwa ini memmang benar terjadi pertukaran gen tetapi tidak banyak. Pada umur perkawinan antara induk yang berasal dari satu spesies menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding dengan keturunan dari hibridanya. Akibatnya untuk taraf berikutnya terjadi koreksi terhadap perkawinan yang keliru tersebut, perkawinan dengan spesies lain. Akibat dari koreksi tersebut terjadi seleksi hingga dengan demikian pada akhirnya keturunan dari hibrida tersebut mengalami eliminasi (punah). Dalam keadaan sesungguhnya mekanisme isolasi seperti tersebut beroperasi dua atau tiga sekali jarang dijumpai hanya satu mekanisme isolasi saja yang beroperasi.

C.  Petunjuk Pendukung Terjadinya Evolusi

Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi. Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang ada.

  1. Ditemukannya fosil di berbagai lapisan batuan bumi

Fosil adalah sisa-sisa hewan atau tumbuhan dari zaman purba yang telah membatu atau bisa dibilang juga jejak-jejak itu tersimpan dalam bebatuan.

Jarang sekali ditemukan fosil yang utuh secara keseluruhan karena ada banyak faktor yang menyebabkan hancurnya tubuh organisme yang telah mati, misalnya ajah proses lipatan batuan bumi, pengaruh air, bakteri pengurai, dan hewan pemakan bangkai. dari berbagai lapisan batuan tersebut secara kebetulan ditemukan adanya fosil yang menunjukkan adanya perubahan struktur tubuh secara berangsur-angsur. Dengan membandingkan struktur tubuh tersebut, maka dapat diambil kesimpulan keadaan lingkungan pada masa lampau berbeda dengan masa sekarang.

Gambar 8.3. Evolusi Kuda  

Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Dari studi yang dilakukan dapat dicatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus), yaitu:

  1. tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang
  2. leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata menjadi makin jauh
  3. perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk makan daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput
  4. bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun.
  5. adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya memanjang, kemudian disokong teracak.

Untuk menetapkan umur fosil dapat dilakukan dengan dua cara : secara langsung dan tak langsung.  Secara langsung dengan menetapkan umur batuan tempat fosil ditemukan. Cara yang ini kurang valid. Secara tak langsung dengan carbon dating menggunakan isotop C14. Cara yang kedua ini lebih valid.

2. Perbandingan morfologi

Perbandingan morfologi ada 2 :

Divergensi morfologi adalah perubahan dari bentuk dan struktur tubuh nenek moyang menjadi bentuk struktur tubuh spesies-spesies berbeda. Konvergensi morfologi adalah perubahan bentuk dan struktur tubuh yang berbeda pada spesies-spesies yang hubungan evolusinya jauh menjadi bentuk dan struktur yang sama.

perbandingan dapat diketahui bahwa alat-alat fungsional berbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Homologi

Homologi adalah alat/ organ tubuh yang asal filogenetik serta struktur dalamnya pada dasarnya sama, namun fungsinya dapat berlainan, misalnya sirip ikan paus fungsinya untuk berenang diperairan sehingga organ ini menyesuaikan dengan tempat hidupnya di air, homolog dengan kaki depan anjing atau kuda yang fungsinya untuk berjalan. Sayap burung fungsinya untuk terbang, sedangkan tangan manusia untuk memegang. Karena arah evolusinya berbeda-beda, maka terjadilah perubahan adaptif yang berbeda-beda pada organ sehingga fungsi organ tersebut menjadi berbeda. Homologi alat-alat tubuh pada berbagai mahluk hidup ini merupakan petunjuk tentang adanya evolusi.

Gambar 8.4. Homologi

b. Analogi

Sedangkan analogi adalah alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama/ alat-alat tubuh yang fungsinya sama tetapi asal filogenetik, perkembangan embrional, dan strukturnya berbeda.

Contohnya sayap burung dan sayap kupu-kupu

Gambar 8.4. Analogi

Ernst Haeckel menyatakan dalam hukum Rekapitulasi yang dikemukakannya bahwa

1). Ontogeni suatu organisme merupakan rekapitulasi (ulangan singkat) dari filogeni. Ontogeni adalah sejarah perkembangan individu mulai zigot sampai dewasa.

2).  Filogeni adalah sejarah perkembangan makhluk hidup dari bentuk sederhana sampai dengan bentuk yang paling sempurna (evolusi).

3. Pengaruh penyebaran geografis

Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula.  Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis.

Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang ditemukan Darwin di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak burung-burung Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan ukuran yang berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda dalam bentuk dan ukuran paruhnya.

 

Gambar 8.4. bentuk paruh burung Finch yang di kepulauan Galapagos.  

 4. Adanya variasi antar individu dalam satu keturunan

Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat. Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru.

5. Alat Tubuh yang Tersisa / Organ Vestigial, Rudimentasi

Organ tubuh yang tidak digunakan semakin lama akan semakin menyusut atau mengalami reduksi. Namun, beberapa sisa organ tersebut kadang masih dapat ditemukan. Struktur yang mengalami rudimentasi (mengecil)/ reduksi tersebut disebut organ vestigial. Struktur vestigial pada mulanya adalah struktur yang memiliki fungsi penting pada nenek moyang tetapi tidak selamanya digunakan. Alat-alat tubuh yang tersisa tersebut dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi. Contoh :

  1. Pada manusia terdapat apendiks (usus buntu) yang merupakan sisa-sisa rudimenter sebagaian usus besar yang benar-benar buntu, selaput mata pada sudut mata sebelah dalam, tulang ekor, gigi taring yang runcing.
  2. Rangka ular dari beberapa jenis memiliki organ vestigial yang berupa tulang pelvis dan kaki yang diduga berasal dari nenek moyang.

6. Studi perbandingan biokimia

Bila membandingkan makhluk hidup pada tingkat biokimia, ternyata hasilnya mendukung teori evolusi. Sebagai contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah. Tingkat kemiripan ini menunjukkan manusia lebih dekat kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah.

7. Domestikasi

Mengubah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi. Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda. Dalam domestikasi, manusia melakukan penyilangan agar diperoleh keturunan yang ideal. Jadi, jelaslah bahwa melalui domestikasi, manusia dapat mengevolusikan makhluk hidup, artinya menghasilkan varietas yang dikehendaki manusia berdasarkan sifat yang tersedia.

D.    Mekanisme Evolusi

Evolusi menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke generasi. Mekanisme evolusi berdasarkan tempat terjadinya evolusi. Pertama, evolusi tidak terjadi di dalam individu. Contohnya, kalaupun manusia berasal dari makhluk sebelum manusia (katakanlah sejenis kera), hendaknya jangan dibayangkan bahwa individu kera berangsur-angsur berubah menjadi individu manusia. Kedua, evolusi terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi estafet pewarisan sifat orang tua kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi populasi yang berbeda. Populasi itulah yang merupakan tempat terjadinya perubahan evolusi.

Mutasi  Gen

Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimia gen (DNA) yaitu pada basa nukleotidanya, yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu organisme dan bersifat menurun. Pemahaman mengenai mutasi gen dapat dijelaskan lebih lanjut dengan mempelajari angka laju mutasi dan frekuensi gen dalam populasi.

Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu suatu spesies. Angka laju mutasi suatu spesies biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 : 100.000. Hal ini berarti pada setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang bermutasi. Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi salah satu mekanisme evolusi yang penting. Alasannya :

  1. setiap gamet dapat mengandung beribu-ribu gen;
  2. setiap individu mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan gamet; dan
  3. jumlah tiap generasi dalam suatu populasi individu sangat banyak.

Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasi yang menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti pada setiap 1.000 kali mutasi, hanya ada satu mutasi yang menguntungkan. Meskipun peluang mutasi yang menguntungkan kecil, namun karena jumlah generasi selama populasi spesies tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan juga besar.

Mutasi dikatakan menguntungkan kalau mutasi:

a. menghasilkan spesies yang adaptif dan

b. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas (kelangsungan hidup) yang tinggi.

Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan bila mutasi:

a. menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan),

b. menghasilkan spesies yang tidak adaptif, dan

c. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas rendah.

Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misalnya alel letal yang bersifat resesif. Pengaruh gen letal resesif ini hanya tampak bila berada dalam keadaan homozigot, namun tidak tampak pada keadaan heterozigot. Gen resesif ini akan tetap ada dalam populasi dan seleksi alam hanya akan bekerja pada individu-individu yang homozigot.

Perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letal dan alel resesif yang letal dapat diketahui dengan menghitung frekuensi alel populasinya. Atau, perbandingan frekuensi genotip homozigot terhadap frekuensi genotip heterozigot pada gen non letal maupun gen letalnya dapat diketahui dengan menghitung frekuensi gen (genotip) populasinya.

Frekuensi alel dan frekuensi gen (genotip) populasi.

Frekuensi alel merupakan perbandingan alel satu dengan alel yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan satu huruf misalnya A, a) dalam suatu populasi. Sebaliknya, frekuensi gen merupakan perbandingan gen satu dengan gen yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan dua huruf misalnya AA, Aa, aa) dalam suatu populasi. Setiap populasi mempunyai gene pool masing-masing. Gene pool populasi merupakan total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu.

Gene pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh individu dari populasi. Pada spesies yang diploid, masing-masing lokusnya diwakilkan dua kali dalam genom suatu individu, yang mungkin homozigot atau heterozigot untuk lokus-lokus yang homolog. Jika seluruh anggota suatu populasi homozigot untuk alel yang sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel yang tetap dalam gene pool. Namun biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap gen, masing-masing mempunyai suatu frekuensi relative (proporsi) tersendiri dalam gene pool.

Hukum Hardy-Weinberg

Godfrey Harold Hardy dan Wilhelm Weinberg tahun 1908 secara terpisah menemukan dasar-dasar frekuensi alel dan genetik dalam suatu populasi. Prinsip yang berupa pernyataan teoritis tersebut dikenal sebagai hukum (prinsip kesetimbangan) Hardy-Weinberg. Pernyataan itu menegaskan bahwa frekuensi alel dan genotip suatu populasi (gene pool) selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi tertentu.

Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut:

1). Ukuran populasi harus besar

2). Ada isolasi dari polulasi lain

3). Tidak terjadi mutasi

4). Perkawinan acak

5). Tidak terjadi seleksi alam

Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini.

Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Para ahli genetika populasi menggunakan huruf p untuk mewakili frekuensi dari satu alel dan huruf q untuk mewakili frekuensi alel lainnya.

Perubahan Perbandingan Frekuensi Gen (Genotip) pada Populasi
Hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku untuk proses evolusi karena hukum Hardy-Weinberg tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi. Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu populasi selalu mengalami perubahan atau menyimpang dari hukum Hardy-Weinberg.

Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy-weinberg dalam populasi yaitu adanya:

a). Hanyutan genetik (genetic drift),

b). Arus gen (gene flow),

c). Mutasi,

d). Perkawinan tidak acak, dan

e). Seleksi alam.

Masing-masing penyebab perubahan kesetimbangan hukum Hardy-Weinberg atau perubahan frekuensi genetik populasi merupakan kondisi kebalikan yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan Hardy-weinberg.

Contohnya aplikasi Hukum Hardy-Weinberg antara lain sebagai berikut:
Menghitung prosentase populasi manusia yang membawa alel untuk penyakit keturunan.
Frekuensi individu yang lahir dengan PKU disimbolkan dengan q2 pada persamaan Hardy-Weinberg ( q2 = frekuensi genotip homozigot resesif ). Kejadian satu individu PKU tiap 10 ribu kelahiran menunjukkan q2 = 0,0001. Oleh karenanya frekuensi  alel resesif untuk PKU dalam populasi adalah sebagai berikut.

q2 = 0,0001       q  =   √ 0,0001  =  0,01

Data frekuensi alel dominant ditentukan sebagai berikut.
p = 1 – q ; p = 1 –  0,01 ; p = 0,99

Frekuensi heterozigot karier, pada individu yang tidak mengalami PKU namun mewariskan alel PKU pada keturunannya, yaitu sebagai berikut.

2pq = 2 x 0,99 x 0,01

2pq = 0,0198 ( sekitar 2% )

Hal  ini berarti sekitar 2 % suatu populasi manusia yang membawa alel PKU.
Menghitung frekuensi alel ganda.
Persamaan ( p + q ) = 1 seperti yang digunakan pada contoh-contoh sebelumnya hanya berlaku apabila terdapat dua alel pada suatu lokus dalam autosom. Apabila lebih banyak alel ikut mengambil peranan, maka dalam persamaan harus ditambah lebih banyak  symbol. Misalnya pada golongan darah system ABO dikenal tiga alel yaitu IA , IB dan i . Andaikan p menyatakan frekuensi alel IA , q untuk frekuensi alel IB dan r untuk frekuensi alel  i , maka persamaan menjadi ( p + q + r ) = 1. Hukum Ekuilibrium Hardy-Weinberg untuk golongan ABO berbentuk sebagai berikut.

a. Berapakah frekuensi alel  IA , IB , dan i pada masing-masing populasi tersebut ?

b. Dari 320 orang yang bergolongan darah A itu, berapakah diperkirakan homozigotik IA IA ?

c. Dari 150 orang bergolongan darah B itu, berapakah diperkirakan heterozigotik  IB i ?

Penyelesaian untuk persoalan diatas sebagai berikut.

Andaikan p = frekuensi untuk alel IA , q = frekuensi untuk alel IB ,

r = frekuensi untuk alel  i,

maka menurut hukum Hardy-Weinberg :

  1. p2IAIA  +  2prIA  +  q2IBIB  +  2qrIBi  +  2pqIAIB  +  r2iir2  =  frekuensi golongan O  =  490/1000  =  0,49  ;  r  =   √ 0,49   =  0,7( p + r )2    =  frekuensi golongan A  +  golongan O( p + r )2   =  320+490/1000   =   0,81( p + r )     =  √ 0,81  =  0,9p      =   0,9  –  0,7  =  0,2Oleh karena ( p + q + r ) = 1, maka q = 1 – (p + q) = 1 – (0,2 + 0,7) = 0,1Dengan demikian, frekuensi alel IA = p adalah 0,2; frekuensi alel IB= q = 0,1 ; danfrekuensi alel 1 = r = 0,7
  2. Frekuensi genotip IAIA = p2 = (0,2)2= 0,04. Jadi dari 320 orang bergolongan A yang diperkirakan homozigotik  IAIA = 0,04 x 1000 orang = 40 orang.
  3. Frekuensi  genotip IB i  = 2qr  =  2  (0,1 x 0,7)  =  0,14 . Jadi dari 150 orang
    bergolongan B yang diperkirakan heterozigotik IB i = 0,14 x 1000 orang = 140 orang.

Menghitung frekuensi gen tertaut kromosom X.
Persoalan-persoalan yang dibicarakan sebelumnya merupakan cara menghitung frekuensi gen yang mempunyai lokus pada autosom. Namun, disamping autosom terdapat pula kromosom X. Oleh karena laki-laki hanya mempunyai sebuah kromosom X saja, maka cara menghitung frekuensi gennya berbeda dengan cara menghitung frekuensi gen pada kromosom X perempuan. Distribusi kesetimbangan dari genotip-genotip p untuk sifat yang tertaut kelamin, dengan p + q = 1 adalah
sebagai berikut.

KERJAKAN TUGAS MELALUI LINK DIBAWAH INI !

https://forms.gle/UMzYLdvGWvvHoYdm7

MATERI BIOLOGI KELAS XII( KAMIS 24 FEBRUARI 2022 )  Mengenal Mekanisme Evolusi Makhluk hidup yang ada di bumi ini akan mengalami perubahan s...