Rabu, 24 Maret 2021

 PERTEMUAN IX BIOLOGI KELAS X  ( KAMIS, 25 MARET 2021 )

Aliran Energi Dalam Ekosistem

Aliran Energi di Ekosistem, Rantai Makanan, Jaring, Piramida, Jenis, Contoh, Gambar, Dinamika Populasi & Soal

Tanaman padi mampu melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri, sehingga termasuk sebagai produsen. Makanan yang dibuat sendiri oleh tanaman ini sebenarnya merupakan suatu bentuk penyimpanan energi.


Coba kalian amati perusak tanaman padi, misalnya kalian jumpai tikus yang memakan batang padi muda. Dalam hal ini, energi dari tanaman padi berpindah ke tikus. Kalian mungkin akan terkejut, jika pada suatu saat menjumpai tikus dimakan oleh ular yang hidup di persawahan padi.


Jika tikus tersebut adalah tikus yang memakan batang padi muda tadi, berarti energi dari tikus berpindah ke dalam ular. Bagaimana jika ular tersebut diterkam dan dimakan elang? Ini mungkin terjadi, karena elang pemakan ular.  Jadi, energi dalam ular pun pada akhirnya pindah ke burung elang tadi.


Nah proses perpindahan energi dari padi ke tikus, kemudian berpindah ke ular dan terakhir berpindah ke burung elang ini dimakan aliran energi. Aliran energi ini sendiri terdiri dari 3 proses yaitu  rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. Mari kita bahas satu persatu.


1. Rantai Makanan

Bila hewan yang merupakan konsumen memakan tumbuhan, maka energi yang ada pada tumbuhan berpindah ke hewan. Selanjutnya hewan-hewan tersebut dimakan oleh hewan lain, yang juga akan dimakan hewan lain. Secara bertahap energi makanan berpindah dari satu hewan ke hewan berikutnya. Energi juga berpindah saat pengurai menguraikan organisme yang telah mati. Hubungan organisme ini seperti rangkaian dalam suatu rantai.


Dengan demikian, Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan secara skematis dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang. Misalnya rantai makanan yang terdapat di sebuah sawah secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut.

Aliran Energi di Ekosistem, Rantai Makanan, Jaring, Piramida, Jenis, Contoh, Gambar, Dinamika Populasi & Soal

Rantai makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh satu jenis konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh satu jenis konsumen kedua, dan seterusnya. Konsumen yang menjadi pemakan terakhir disebut konsumen puncak. Pada contoh rantai makanan di atas dapat kita ketahui sebagai berikut:

Padi  Produsen

Tikus  Konsumen I

Ular  Konsumen II

Elang  Konsumen III (Konsumen Puncak)


Sekarang kalian perhatikan tabel di bawah ini.

Penyusun Rantai Makanan

Peran Organisme

Aliran Energi di Ekosistem, Rantai Makanan, Jaring, Piramida, Jenis, Contoh, Gambar, Dinamika Populasi & Soal

Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk zat gula, dan disimpan dalam biji, batang, dan bagian lainnya

Aliran Energi di Ekosistem, Rantai Makanan, Jaring, Piramida, Jenis, Contoh, Gambar, Dinamika Populasi & Soal

Tikus makan tumbuhan. Tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.

Aliran Energi di Ekosistem, Rantai Makanan, Jaring, Piramida, Jenis, Contoh, Gambar, Dinamika Populasi & Soal

Ular makan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.

Aliran Energi di Ekosistem, Rantai Makanan, Jaring, Piramida, Jenis, Contoh, Gambar, Dinamika Populasi & Soal

Burung elang makan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses kehidupan.


Tabel di atas menunjukkan komponen-komponen rantai makanan yang sederhana. Tumbuhan menghasilkan makanan untuk dirinya sendiri yang disimpan dalam akar, batang dan daun. Hewan makan tumbuhan, dan selanjutnya hewan tersebut dimakan oleh hewan lain. Dengan cara ini energi dari matahari disebarkan ke seluruh ekosistem.


Dari peristiwa makan dan dimakan di atas, akan terjadi perpindahan atau aliran energi dari produsen (padi) ke konsumen I (tikus) hingga konsumen puncak (elang). Sebagai sumber energi utama dalam ekosistem adalah sinar matahari.


Energi ini diubah oleh produsen menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa karbon (misalnya berupa karbohidrat, lemak, dan protein). Jika produsen dimakan konsumen, energi yang tersimpan dalam bahan makanan itu berpindah ke tubuh konsumen dan dapat diubah menjadi energi panas, energi gerak, dan sebagian disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang menyusun tubuh makhluk hidup.


Ketika konsumen I dimakan konsumen II, terjadi lagi perpindahan energi. Demikian seterusnya dalam setiap peristiwa makan dan dimakan diikuti dengan perpindahan energi. Selama perjalanan itu, terjadi pengurangan energi sehingga tidak semua energi dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.


Jenis-Jenis Rantai Makanan

Berdasarkan organisme yang mengawali, rantai makanan dikategorikan kedalam beberapa macam, yaitu rantai makanan perumput, detritus, parasit, dan saprofit. Berikut ini pengertian dari keempat jenis rantai makanan tersebut beserta contohnya.

A. Rantai Makanan Perumput (Grazing Food Chain)

Rantai makanan perumput adalah rantai makanan yang diawali dari tumbuhan sebagai produsen pada tingkat trofik pertamanya. Rantai makanan satu ini paling sering ditemui dan dikenali. Contoh dari siklus rantai makanan perumput adalah sebagai berikut.

Rumput  belalang  burung  ular


B. Rantai Makanan Detritus

Rantai makanan detritus adalah rantai makanan yang dimulai dari detritus pada tingkatan trofik pertamanya. Detritus adalah fragmen (serpihan/hancuran) dari organisme baik hewan maupun tumbuhan yang mati dan sisa organisme seperti kotoran hewan, daun, ranting yang gugur yang diuraikan oleh pengurai (dekomposer). Kemudian yang termasuk organisme pemakan detritus disebut detritivor, misalnya cacing, rayap, keluwing, lipan dan sebagainya. Contoh rantai makanan detritus adalah sebagai berikut.

Serpihan daun (sampah)  cacing tanah  ayam  manusia


C. Rantai Makanan Parasit

Parasit adalah istilah bagi organisme yang hidup dengan cara merugikan organisme lain (inang). Ciri khas tipe rantai makanan ini adalah terdapat organisme kecil yang memangsa organisme besar. Contoh rantai makanan parasit adalah sebagai berikut.

Kerbau (darah)  kutu  burung jalak  elang


D. Rantai Makanan Saprofit

Rantai makanan saprofit dimulai dari penguraian jasad mati makhluk hidup oleh organisme saprofit. Saprofit adalah organisme yang mampu mengurai sisa-sisa organisme yang telah mati. Contoh saprofit adalah bakteri, jamur, dan lumut kerak.


Organisme saprofit berbeda dengan detritivor. Saprofit mengurai bahan organik sisa jasad mati menjadi bahan anorganik (mineral) yang diserap lagi oleh tumbuhan. Contoh rantai makanan saprofit adalah sebagai berikut.

Kayu lapuk  jamur  ayam   rubah


2. Jaring-Jaring Makanan

Hubungan makan dan dimakan pada satu rantai makanan seperti di atas tergolong sederhana. Namun demikian banyak organisme memperoleh makanan lebih dari satu sumber. Sebagai contoh beruang makan ikan, buah beri, madu dan serangga. Burung hantu makan bermacam-macam hewan mengerat dan ular. Kadang-kadang satu jenis makanan dapat menjadi sumber makanan untuk beberapa organisme yang berbeda. Sebagai contoh rumput dimakan oleh kelinci, lembu, kijang dan kuda. Sebagai akibatnya satu organisme dapat menjadi bagian dari beberapa rantai makanan yang berbeda.


Bila rantai-rantai makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung maka terbentuklah jaring makanan. Jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang tumpang tindih dalam ekosistem. Gambar di bawah ini adalah contoh jaring makanan.

Aliran Energi di Ekosistem, Rantai Makanan, Jaring, Piramida, Jenis, Contoh, Gambar, Dinamika Populasi & Soal

Konsumen dengan beberapa macam makanan, memiliki kesempatan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan konsumen yang sumber makanannya terbatas. Bila terjadi sesuatu yang memusnahkan salah satu jenis persediaan makanan, konsumen dapat memilih makanan lain dari rantai makanannya dalam jaring makanan.


Jika kamu memperhatikan jaring-jaring makanan, kamu akan menemukan bahwa jaring-jaring makanan selalu berawal dari produsen dan diakhiri oleh pengurai. Bahan-bahan yang diuraikan itu akan kembali digunakan oleh produsen, sehingga daur materi dan energi tidak pernah terputus.


3. Piramida Makanan

Pada rantai makanan telah kita ketahui bahwa tingkat trofik yang terdiri atas produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, dan seterusnya. Produsen yang bersifat autotrof selalu menempati tingkatan trofik utama, herbivora menempati tingkat trofik kedua, karnivora menduduki tingkat tropik ketiga, dan seterusnya.


Setiap perpindahan energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya akan terjadi pelepasan sebagian energi berupa panas sehingga jumlah energi pada rantai makanan untuk tingkat trofik yang semakin tinggi, jumlahnya semakin sedikit. Maka terbentuklah piramida ekologi/piramida makanan. Perhatikan gambar berikut ini.

Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida.


Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Besarnya energi yang diperoleh dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya hanya sekitar 10% dari yang dimakannya. Contohnya, apabila produsen memiliki energi 1.000 kalori, maka tiap konsumen akan memperoleh energi:

 Konsumen I = 1.000 kalori × 10% = 100 kalori

 Konsumen II = 100 kalori × 10% = 10 kalori

 Konsumen III = 10 kalori × 10% = 1 kalori

 Konsumen IV = 1 kalori × 10% = 0,1 kalori


Agar rantai makanan dan jaring-jaring makanan di dalam ekosistem dapat terus berlanjut, maka produsen harus lebih banyak daripada konsumen I, konsumen I harus lebih banyak dari konsumen II, konsumen II harus lebih banyak dari konsumen III, dan konsumen III harus lebih banyak dari konsumen IV. Keadaan perbandingan jumlah produsen dengan konsumen dapat digambarkan dengan piramida makanan di bawah ini.

Aliran Energi di Ekosistem, Rantai Makanan, Jaring, Piramida, Jenis, Contoh, Gambar, Dinamika Populasi & Soal

Pada piramida makanan, produsen menempati tingkat trofik I, konsumen I menempati tingkat trofik II, konsumen II menempati tingkat trofik III, dan seterusnya.


Dinamika Populasi

Pada sebuah ekosistem, jumlah populasi makhluk hidup dapat mengalami penurunan maupun kenaikan jumlah. Naik turunnya suatu populasi yang disebabkan oleh faktor tertentu disebut dinamika populasi. Ada beberapa peristiwa yang dapat mempengaruhi dinamika populasi di habitatnya.

1. Interaksi Predasi

Predasi adalah peristiwa suatu jenis hewan memangsa hewan tertentu. Saat populasi mangsa meningkat, maka populasi predator akan terpengaruh, yaitu akan meningkat juga. Sebaliknya jika populasi predator meningkat, maka populasi mangsa bisa menurun. Hal ini disebabkan karena mangsa akan dimangsa oleh predator yang jumlahnya banyak.


2. Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan beberapa jenis makhluk hidup yang bertujuan untuk mendapatkan makanan, pasangan, atau wilayah kekuasaan. Dalam sebuah ekosistem, ada banyak predator yang terbagi dalam beberapa tingkat. Nah, predator ini kemudian akan saling berinteraksi dengan cara berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Interaksi kompetisi inilah yang kemudian akan menyebabkan adanya dinamika pada masing-masing makhluk hidup.


3. Bencana Alam

Berbagai bencana alam di bumi seperti gunung meletus dan gelombang tsunami dapat mengakibatkan dinamika populasi. Lahar panas akibat letusan gunung berapi dapat merusak lingkungan dan mengakibatkan kematian makhluk hidup.


4. Aktivitas Manusia

Berbagai aktivitas manusia dapat mengakibatkan dinamika populasi. Ada berbagai aktivitas manusia yang menyebabkan dinamika populasi hewan di alam liar. Penebangan pohon di hutan yang dilakukan secara ilegal, pembangunan, perburuan, sampai pencemaran lingkungan menjadi beberapa contoh aktivitas manusia yang memengaruhi dinamika populasi. Kegiatan atau aktivitas manusia tadi akan merusak ekosistem, hingga menyebabkan penurunan populasi hewan serta tumbuhan.


KERJAKAN TUGAS BIOLOGI MELALUI LINK DIBAWAH INI !




PERTEMUAN IX BIOLOGI KLS XI  (  KAMIS , 25 MARET 2021 ) 


Narkotika, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif (NAPZA)

 

Jenis-Jenis Zat Adiktif

Sebelum lebih jauh, kamu juga perlu mengetahui tentang klasifikasi psikotropika yang beredar di dunia. Apa saja jenis-jenis zat adiktif yang menjadi narkotika? Berikut penjelasannya:

Bahaya senyawa psikotropika tak hanya berpengaruh pada kesehatan, namun pada kondisi sosial, dan ekonomi korban penyalahgunaannya.

NAPZA

NAPZA merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Ketiganya memiliki ciri khas masing-masing. Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, narkotika merupakan zat yang bisa membuat kesadaran seseorang menurun dan bisa juga menghilangkan rasa nyeri di tubuh manusia selama beberapa waktu. Contoh yang paling sering kita temukan adalah obat bius. 

Nggak cuma bahaya senyawa psikotropika saja yang harus kamu ketahui, sebenarnya narkotika itu dibagi menjadi 3 jenis. Yaitu narkotika alami, narkotika sintetis, dan narkotika semi-sintetis. Narkotika alami merupakan narkotika yang dihasilkan dari tanaman. Narkotika sintetis adalah narkotika yang sepenuhnya dibuat oleh manusia dengan menggunakan zat kimia.  

Sementara itu, narkotika semi-sintesis adalah narkotika yang berasal dari zat opium. Opium ini asalnya dari tanaman Poppy atau Papaver Somniferum, tapi kemudian diolah lagi menjadi zat-zat narkotika.

Nah, kalau psikotropika beda lagi, Pahamifren. Psikotropika adalah zat atau obat yang bisa mempengaruhi kerja susunan saraf pusat manusia sehingga memengaruhi mental dan perilaku orang yang mengonsumsinya. Biasanya, orang yang mengonsumsi psikotropika ini menjadi hiperaktif dan percaya diri lho, Pahamifren. Contoh psikotropika adalah ekstasi dan sabu-sabu.

Terkadang, orang awam tidak bisa membedakan antara narkotika dan psikotropika. Perbedaan mencoloknya adalah narkotika akan menurunkan bahkan menghilangkan kesadaran penggunanya, sementara psikotropika justru akan membuat penggunanya makin aktif karena pengaruhnya. 

Terakhir, ada zat adiktif. Zat adiktif adalah zat kimia yang dapat mengakibatkan penggunanya mengalami ketagihan atau teradiksi kalau dipakai terus-menerus. Contoh jenis-jenis zat adiktif adalah opium, kokain, ganja, heroin, dan amfetamin.

Sejarah Penggunaan NAPZA

Berdasarkan sejarahnya, NAPZA sebenarnya sudah digunakan sejak jaman dahulu kala. Pada tahun 2000 Sebelum Masehi di Sumeria, tumbuhan Papaver Somniferum yang sekarang menjadi sumber opium, sebenarnya sudah banyak dikenal. 

Dahulu, orang-orang menggunakan serbuk sari dari opium ini untuk menghilangkan rasa sakit. Mereka juga menggunakannya untuk berburu karena serbuk sari tersebut bisa membius hewan-hewan buruan. Kemudian, pada tahun 330 Sebelum Masehi di India, tumbuhan candu digunakan sebagai bahan konsumsi yang dapat memberikan efek relaksasi.

Dari sejarah NAPZA tersebut, jika digunakan secara semestinya, NAPZA ternyata memiliki manfaat positif, ya, Pahamifren. Sebenarnya zat psikotropika ini banyak manfaatnya dalam dunia medis atau kedokteran, tapi kalau penggunaannya disalahgunakan atau melebihi dosis yang dianjurkan, malah akan menghasilkan efek yang sangat berbahaya, terutama bagi kesehatan penggunanya.

Penggolongan NAPZA

Berdasarkan efek yang dihasilkan, NAPZA dapat dibagi ke dalam 3 golongan, yaitu stimulan, depresan, dan halusinogen. Kita bahas satu-persatu, yuk, Pahamifren.

Stimulan

Sesuai dengan namanya, stimulan menyebabkan organ tubuh seperti otak dan jantung terangsang untuk bekerja lebih cepat, sehingga menyebabkan efek ketagihan bagi para penggunanya. Penggunaan stimulan dalam jangka pendek dapat memberikan efek senang dan gembira, tapi kalau digunakan dalam jangka panjang, zat ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan sistem organ. Senyawa yang termasuk stimulan adalah:

  • Kokain

Kokain dapat memicu otak untuk melepaskan dopamin, serotonin, norepinephrine, yang memicu metabolisme sel.

  • Amfetamin

Amfetamin mengaktifkan sel di otak dan meningkatkan neurotransmitter. Penggunaan senyawa ini secara terus-menerus dapat mengakibatkan fungsi organ dan menimbulkan gejala depresi.

  • Alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan efek lelah, bahkan kematian pada sel otak.

  • Ekstasi

Ekstasi dapat menstimulasi otak untuk melepaskan serotonin yang mengakibatkan aktivitas fisik melebihi batas kemampuan. Penghentian penggunaan ekstasi akan menyebabkan depresi, insomnia, cemas, dan gangguan memori.

  • Kafein

Konsumsi kafein yang terlalu banyak dapat merusak pola tidur, meningkatkan kerja jantung, serta gangguan fungsi hati. Kafein dapat ditemukan pada kopi dan teh.

Jadi, saat tubuh terasa lelah, misalnya seperti saat kamu habis lari maraton, tubuh kamu akan menghasilkan zat adenosin. Saat reseptor di otak kamu bertemu dengan adenosin, otak kamu akan tahu kalau kamu sedang lelah dan akan menyuruh kamu untuk beristirahat. 

Sayangnya, banyak pengguna narkotika yang sebenarnya mengetahui bahaya senyawa psikotropika, yang justru mengindahkannya. Karena sudah kecanduan dengan zat stimulan, mereka cenderung tidak pernah merasa kelelahan.

Mari ambil contoh minuman beralkohol. Bila seseorang mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah yang banyak, alkohol dalam tubuh orang tersebut akan mendorong neurotransmitter yang bernama gamma-aminobutyric acid (GABA) untuk terus berikatan dengan reseptornya di dalam otak orang tersebut. 

Saat hal ini terjadi, jalur ion klorida yang bermuatan negatif akan terbuka, sehingga ion ini akan masuk ke sel otak orang tersebut. Hasilnya, aktivitas sel otak orang tersebut akan menurun dan hal ini bisa menekan atau menghilangkan rasa sakit, takut atau gelisah dalam diri orang tersebut.

Semakin banyak alkohol atau zat depresan lain yang dikonsumsi oleh seseorang, seperti obat penenang atau obat tidur, maka GABA akan semakin lama berikatan dengan reseptornya. Ini berarti akan semakin banyak juga ion klorida negatif yang masuk ke sel otak. Apabila pemakaiannya dihentikan, otak akan kehilangan keseimbangan dan menyebabkan tubuh gemetar, muncul rasa takut berlebihan, sehingga pemakainya akan terus-menerus ketagihan untuk menggunakan zat depresan ini. 

Itulah mengapa orang yang sudah kecanduan selalu merasakan efek ketagihan. Namun, penggunaan dalam jangka panjang akan membuat ion klorida negatif yang masuk ke sel otak menjadi racun dan menyebabkan kerusakan pada otak, penurunan kerja jantung, gangguan sistem pernapasan, koma bahkan kematian.

Halusinogen

Golongan NAPZA terakhir adalah halusinogen. Halusinogen dapat memicu otak untuk melepaskan serotonin sehingga menimbulkan efek halusinasi yang mempengaruhi emosi dan pikiran berlebihan seolah semua yang dilihat adalah nyata. Senyawa yang termasuk halusinogen adalah:

  • Ganja

Ganja dapat menimbulkan rasa senang berkepanjangan. Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana.

  • Lysergic acid diethylamide (LSD)
  • Psilocybin dan Psilocin

Kedua senyawa ini terdapat pada jamur kotoran sapi atau Panaeolus Cyanescens.

  • Meskalin

Meskalin terdapat pada tanaman kaktus Lophophora Williamsii

Efek Halusinogen

Sesuai namanya, senyawa halusinogen membuat kamu jadi “halu”. Orang yang terkena efek halusinogen, bisa melihat sesuatu yang mustahil, misalnya singa bersayap yang hinggap di pelangi, bunga-bunga beterbangan dan efek halu lainnya.

Untuk lebih detailnya, kita ambil salah satu contoh zat halusinogen, yaitu jamur kotoran sapi atau Panaeolus Cyanescens. Jamur ini disebut jamur kotoran sapi karena jamur ini memang tumbuh dan berkembang di kotoran sapi. Jamur kotoran sapi ini mengandung senyawa psilocybin, ketika dikonsumsi, jamur kotoran sapi ini akan menimbulkan efek halu yang berlebihan.

Sama seperti saat kamu jatuh cinta. Sel otak kamu akan lebih banyak memproduksi serotonin yang merupakan neurotransmitter yang berperan mengatur rasa senang dan emosi kamu. Nahpsilocybin memiliki struktur yang sama dengan serotonin. Psilocybin ini mampu berikatan dengan reseptor serotonin. 

Semakin banyak jumlah psilocybin, maka akan semakin banyak pula reseptor yang berikatan. Akibatnya, akan timbul rasa senang yang berkepanjangan dalam diri orang yang mengkonsumsi jamur kotoran sapi. Efek halusinasi yang ditimbulkan jamur kotoran sapi bisa dari segi penglihatan maupun suara.

Orang yang terkena dampak zat halusinogen akan susah untuk membedakan antara mana yang nyata dan mana yang khayalan. Bukan hanya itu, efek zat halusinogen ternyata berpengaruh pada sistem saraf tepi yang mengakibatkan pandangan kabur, gangguan tidur, atau rasa takut yang berlebihan. Selain jamur kotoran sapi, ternyata ganja dalam jumlah yang sedikit, bunga kecubung, lem, bensin, dan lysergic acid diethylamide (LSD) juga merupakan golongan zat halusinogen.

Bahaya Senyawa Psikotropika

Nah, sekarang kamu sudah tahu, kan, bahaya NAPZA bagi tubuh seperti apa? Selain berbahaya bagi tubuh, dampak negatif yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA ini juga ada banyak, Pahamifren. Kita bahas satu-persatu, ya!

Dampak Psikologis

Dari segi psikologis, pengguna NAPZA biasanya akan menjadi lebih emosional dan tempramental. Hal ini terjadi karena terganggunya sistem neurotransmitter pada susunan saraf pusat pengguna NAPZA. Zat NAPZA akan mengubah perasaan, mood, atau emosi penggunanya dengan drastis. 

Bahkan jenis narkoba tertentu, terutama alkohol dan sabu-sabu, akan memunculkan perilaku agresif berlebihan dari penggunanya dan seringkali mengakibatkan penggunanya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Selain itu, bahaya senyawa psikotropika lainnya yaitu dapat menurunkan kemampuan berpikir rasional penggunanya secara drastis. Serem banget, kan, Pahamifren?

Dampak Fisik

Selain dari segi psikologis, NAPZA juga menyebabkan gangguan fisik pada tubuh penggunanya, yang disebut gangguan fisioneurologik. NAPZA dapat mempercepat atau malah memperlambat denyut nadi, jantung, dan paru-paru penggunanya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. 

Parahnya, kalau seseorang pernah kecanduan NAPZA, tapi tiba-tiba berhenti, gangguan fisioneurologik akan tetap ada. Biasanya, rasa sakit akan menyelimuti sekujur tubuh, seperti sedang terkena flu berat.

Dampak Ekonomi

Sudah tentu NAPZA berdampak pada ekonomi para penggunanya. Harga NAPZA yang kabarnya bisa ratusan sampai jutaan rupiah per gram, membuat para penggunanya kehabisan uang. Sementara tubuh mereka yang sudah teradiksi oleh NAPZA akan bereaksi dan terasa sakit-sakit. 

Tak heran, kalau sudah terkena NAPZA, para penggunanya bisa berusaha mendapatkan uang dengan cara apapun agar dapat membeli NAPZA. Nah, kalau sudah begini pengguna yang sudah kecanduan NAPZA akan menjual barang-barang berharga miliknya, atau bahkan bisa sampai nekat melakukan tindakan kriminal seperti penipuan atau pencurian. 

Dampak Sosial

Terakhir, ada dampak dari segi sosial. Kalau kamu sampai menggunakan NAPZA dan ketahuan, hal ini akan merusak hubungan keluarga dan pertemanan kamu di lingkungan sekitar. Kesehatan masyarakat di sekitar kamu juga akan terpengaruh karena adanya risiko penularan HIV, hepatitis, tuberkulosis karena penggunaan jarum suntik secara bergantian dan berulang. Selain itu, NAPZA juga bisa meningkatkan tindak kriminal seperti yang dibahas sebelumnya.

Jangan sampai terlibat penyalahgunaan narkotika. Bahaya senyawa psikotropika dapat membuatmu terkena ancaman pidana.

Upaya Pemerintah dalam Memberantas Narkoba

Karena banyak pengaruh negatif yang ditimbulkan dari bahaya senyawa psikotropika, pemerintah Indonesia berupaya melakukan pemberantasan NAPZA dengan membentuk Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 yang mengatur penggunaan narkotika di masyarakat.

Jadi, lebih baik mulai terapkan campaign “Say No To Drugs”, “Katakan Tidak pada Narkoba” dan perangi narkoba dari sekarang. Melihat bahaya senyawa psikotopika, kamu tentu harus bisa membentengi diri Pahamifren. Karena, penyalahgunaan NAPZA lebih mudah terjadi di lingkungan pergaulan.

Nah itu dia pembahasan Materi Biologi Kelas 12 tentang Efek dan Bahaya Senyawa Psikotropika. Semoga setelah membaca artikel ini kamu bisa menjaga diri kamu, keluarga kamu, dan sekitar kamu dari bahaya NAPZA, ya, Pahamifren. 

Bagi kamu yang ingin mendapatkan akses materi pelajaran SMA secara online, kamu bisa mengunduh platform belajar online Pahamify. Dijamin, deh, proses belajar kamu bakal lebih seru, menyenangkan, dan nggak membosankan dengan aplikasi Pahamify. 

Lama kelamaan, reseptor pada otak akan mengalami kerusakan. Yang seharusnya menerima sinyal kelelahan, karena efek zat adiktif tadi, tubuh pengguna narkotika akan lebih berenergi saat lelah.

Nah, saat konsumsi zat ini diberhentikan, reseptor akan berikatan dengan banyak adenosin lagi yang akan menyebabkan tingkat kelelahan jadi lebih tinggi. Saat itulah para pengguna NAPZA akan merasa lebih banyak merasa lebih banyak membutuhkan zat stimulan tersebut. Jadinya mereka kecanduan.

Lain lagi ceritanya kalau zat stimulan masuk ke aliran darah. Zat tersebut akan meningkatkan aliran darah, sehingga jantung akan bekerja lebih cepat. Coba bayangkan kalau biasanya kalian lari 1 km setiap hari, lalu dinaikin levelnya jadi 10 km per hari, pasti bakalan lelah banget, kan? Sama saja seperti organ manusia kalau terus ditingkatkan kinerjanya. Organ tersebut akan lelah, rusak, dan bisa-bisa menyebabkan kematian sel organ.

Salah satu contoh yang dekat dengan keseharian kita adalah kopi. Kamu pasti pernah minum kopi, nah, kalau kamu habis minum kopi, badan kamu terasa lebih berenergi dan nggak ngantuk. Itu karena kopi mengandung kafein yang merupakan zat stimulan. 

Tapi jumlah kafein dalam kopi masih bisa ditoleransi kok. Satu gelas kopi mengandung lebih dari 150 mg kafein. Sedangkan, batas normal konsumsi kafein adalah 150 mg/kg berat badan. Artinya, kalau berat badan kamu 50 kg, kamu bakalan overdosis kalau minum lebih dari 50 gelas kopi perhari. Siapa juga yang sanggup minum 50 gelas kopi sehari ya kan?

Depresan

Golongan NAPZA kedua berdasarkan efeknya adalah golongan depresan atau penenang. Zat depresan ini akan menekan atau mengurangi fungsi neuron dalam sistem saraf pusat sehingga menyebabkan aktivitas sel otak pemakainya jadi melambat atau tertidur. Senyawa yang termasuk golongan depresan adalah:

  • Opium

Opium berasal dari tumbuhan Papaver Somniferum. Pada dosis tinggi, opium dapat menyebabkan tekanan jantung, gangguan sistem pernafasan, penurunan fungsi hati, bahkan kematian.

  • Barbiturat

Barbiturat digunakan sebagai obat penenang.

  • Alkohol

Dalam dosis tinggi, alkohol dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan sistem saraf, dan kerusakan jantung.

  • Ganja

Ganja digunakan sebagai obat pereda rasa sakit, tapi dalam efek berlebihan akan menurunkan tingkat konsentrasi, kecemasan, dan daya tangkap berkurang.

KERJAKAN TUGAS BIOLOGI MELALUI LINK DIBAWAH INI

https://forms.gle/AvsFHvhwzyqjaNT58

MATERI BIOLOGI KELAS XII( KAMIS 24 FEBRUARI 2022 )  Mengenal Mekanisme Evolusi Makhluk hidup yang ada di bumi ini akan mengalami perubahan s...